Pengurus PIK R 2016/2019

SEMANGAT REMAJA NGEMPLAK

Jambore IMP Di Sayegan

Yang tua pun tidak mau kalah dengan yang muda

ULang Tahun PIK R Semarak

HAri jadi adalah hari yang berkesan buat kami, Karena di situlah kami belajar dan mengevaluasi agar lebih baik ke depan

Sosialisasi TRIAD KRR dan Pengenalan PIK R semarak DI MTS 1 Ngemplak

Pengetahuan yang penting untuk adek adek kita dari MTS 1 Ngemplak

Jangan galau, Mari PIKNIK

Taman Tebing Breksi Sambirejo , Prambanan , Sleman DIY

Senin, 04 Januari 2016

Mas Wijayanto alias Mas Gareng penyangdang ODHA sampai Sidoarjo

Salam hangat buat semua, eh temen temen pik r se kabupaten sleman masih inget kah waktu kita tanggal 27 Desember 2015 ada kegiatan di Badan KB tentang HIV dan AIDS yang pengisi materi motivasinya Mas Wijayanto alias mas Gareng penyandang ODHA yang berkeinginan berjalan kaki mengelilingi INDONESIA????
Sekarang mas Gareng sudah dampe sidoarjo loh....baca yuk beritanya semoga terinspirasi


Wijayanto alias Gareng, ODHA yang Jalan Kaki dari Bogor itu Akhirnya sampai di Sidoarjo

Kamis, 28 Januari 2016 16:52 WIB



Wijianto (kanan menggunakan topi), memperlihatkan kaos bersama KPA saat berkunjung di KPA Sidoarjo. foto: nanang ichwan/ BANGSAONLINE)
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Semangat terlihat di raut muka Wijianto. Ya, pria asal Desa Waru Jayeng, Kecamatan Waru Jayeng Kabupaten Nganjuk itu terlihat tegar dan semangat meski dirinya menyandang ODHA (Orang Dengan HIV Aids).

BANGSAONLINE.com menemui pria bertubuh setinggi 168 itu di Kantor Penanggulangan Aids (KPA) Sidoarjo jalan Pahlawan No 9 Sidoarjo sambil santai dengan segelas kopi.

Pria 33 tahun itu terbuka menceritakan masa lalunya hingga tervonis ODHA pada tahun 2011 atau sekitar empat tahun yang lalu. "Akibat suntik narkoba saya terjangkitnya HIV Aids," katanya, dengan mata berkaca-kaca, Kamis (28/1).

Cak Gareng-sapaan akrab Wijianto, mengaku semenjak divonis ODHA, istri dan anaknya mulai menghindar darinya. Semenjak itulah dia berkelana. "Saya pun memutuskan untuk berjalan kaki keliling indonesia menyosialisasikan ODHA agar tidak didiskriminasi," ucapnya.

Berawal dari jalan Menteng Pasar Rumput, Jakarta Pusat pada tanggal 7 November 2015, pria yang mempunyai berat badan 53 Kg itu mulai keluar dari kediamannya dengan membawa peralatan tas yang berisikan perobatan dan baju, serta bendera dan sepanduk bertuliskan sosialisasi ODHA.

Kabupaten Bogor merupakan lokasi utama yang dikunjunginya setelah memutuskan keluar dari rumah, lalu melanjutkan ke Sukabumi, Cianjur, Cimahi, Bandung, Sumedang, Majalengka dan Cirebon.

Dirinya kemudian melanjutkan ke Brebes, Tegal, Semarang, Magelang, Jogja, Klaten, Sukoharjojo, Solo, Karanganyar, Magetan Madiun, Nganjuk, Jombang, Mojokerto hingga sampailah di Kabupaten Sidoarjo.

Ia bermimpi akan keliling Indonesia dengan jalan kaki. Setiap kabupaten/Kota yang disinggahinya, dirinya mengaku terkadang disambut oleh Kantor Penanggulangan AIDS (KPA). "Ada yang disambut dan ada yang tidak. Karena, tidak semua Kabupaten/Kota ada KPA-nya," ceritanya.

Gareng mengaku, saat perjalanan dirinya beristirahat 4 jam sekali untuk mengistirahakan badan. "Kadang tiba-tiba kaki kram, saya pun memutuskan berhenti di samping jalan," ujarnya.

"Kalo gerimis masih lanjut mas. Kalo hujan ya berhenti berteduh, terkadang tidur di rumahnya orang," terangnya.

Pria berambut cepak itu juga mengaku bahwa terkadang ada yang menggoda untuk diajak menggunakan kendaraan. "Namun, saya tolak. Karna ini kemauan saya dan itikad saya pada diri sendiri dan Tuhan," ungkapnya.

Pria yang setiap hari tak lepas mengkonsumsi obat Dufiral dan Evafiren itu menyatakan aksi yang dilakukan mendapat surat resmi dari Kantor Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN). "Ini dapat sertiikat dan surat tugasnya," katanya sambil menunjukkan surat dari KPAN.

Saat ditanya soal biaya aksi jalan kaki ini, Gareng mengaku jika dirinya mendapat bantuan dana dari Yayasan Plita Ilmu, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, KPAN, dan kawan-kawan KPA daerah.

Ia menjelaskan, aksi jalan kakinya ini diharapkan bisa menghapus diskriminasi terhadap ODHA. Ia juga memberi motivasi untuk kawan-kawan ODHA agar bisa mandiri. "Saya juga bersosialisasi HIV Aids supaya masyarakat lebih mengerti dan penyandangnya berkurang," ungkapnya.

Kedatangan Wijianto di Sidoarjo tepatnya di Kecamatan Tarik perbatasan ini disambut oleh KPA Sidoarjo sekitar pukul 18.00 WIB Rabu (27/1) kemarin. Ia menginap di Sidoarjo selama semalam lalu akan melanjutkan ke Kabupaten lain.

Kepala Divisi Pengelolaan Program KPA Sidoarjo, Fery Efendi mengatakan, pihaknya mengapresiasi apa yang dilakukan kemauan Wijianto. Alasannya, anggapan orang jika tervonis ODHA itu sudah tidak mempunyai harapan hidup. "Tapi, yang dibuktikan beliau (Wijianto) menujukkan bahwa ODHA itu harus tetap semangat dan tidak boleh putus asa dalam hidup," kata mantan Anggota PPK Krian itu.

Pihaknya mengatakan jika KPA akan mengantarkan Wijianto menuju perbatasan Sidoarjo di Kecamatan Tarik untuk memulai jalan kaki. "Dari sana (Tarik) nanti kita juga ikut jalan kaki sampai Porong, kemudian kita lepas ke Kabupaten Pasuruan," terang Fery. (nni/rev)

Sumber :http://m.bangsaonline.com/berita/18626/wijayanto-alias-gareng-odha-yang-jalan-kaki-dari-bogor-itu-akhirnya-sampai-di-sidoarjo

Jumat, 01 Januari 2016

Sabut Malam Tahun Baru 2016

Yuk Gabung sini dari pada cuma pacaran, mending kumpul makan bareng :D Hahahahah
Gak Ada loe Gak Seru Broooo......







Minggu, 27 Desember 2015

PERINGATAN HIV DAN AIDS DI BADAN KB SLEMAN

JAUHI VIRUSNYA BUKAN ORANGNYA !!!

Ini yang selalu kami gadangkan dalam acara peringatan HIV dan AIDS Sedunia di Kantor Badan KB Sleman tanggal 27 Desember 2015 , dengan semangat kami datang untuk mendapatkan pembelajaran tentang HIV dari narasumber ODHA dan meyadarkan pengguna jalan agar tahu mengenai HIV AIDS dengan membagikan leflet tentang HIV dan AIDS bagi pengguna jalan sekitar Kab Sleman
ODHA yang berjalan dari JAKARTA ke JOGJA




Minggu, 20 Desember 2015

JAMBORE PADEPOKAN Pakem, Depok,Ngemplak, Ngaglik

Yuk Intip kegiatan JAMBORE PIK R :D









Kamis, 03 Desember 2015

Ini Cara agar Remaja Tidak Salah Berteman


Liputan6.com, Jakarta Mempunyai anak usia remaja terkadang memunculkan dilema tersendiri. Semakin kompleksnya hubungan pertemanan saat remaja, terkadang membuat orang tua harus berpikir keras bagaimana harus bertindak.
Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa gangguan perilaku meningkat pada anak ketika mereka mulai bergaul dengan remaja berperilaku buruk dan berbahaya. Ketika remaja, pengaruh pertemanan bisa mengalahkan pengaruh keluarga, perhatikanlah baik-baik dengan siapa anak Anda berteman.
Ada 3 alasan mengapa anak-anak mengikuti pengaruh negatif teman-temannya:
1. Rendahnya kepercayaan diri
Pemuda yang merasa tidak percaya diri mendambakan rasa diterima oleh teman-temannya. Mereka kurang dalam hal percaya diri dan identitasnya. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap pengaruh negatif. Memilki teman dengan penampilan yang kuat secara sosial sangat menarik. Dengan kata lain, remaja yang kurang percaya diri akan mencari teman yang memiliki apa yang menjadi kekurangan mereka.
2. Tidak adanya orang dewasa yang menjadi panutan
Remaja butuh memilki hubungan positif dengan orang dewasa lainnya selain keluarga. Ketika anak-anak muda kurang mempunyai panutan, mereka akan berpaling kepada teman-temannya untuk membimbing mereka. Ini menciptakan ketidakseimbangan dalam pertemanan, yang membuat mereka terjebak dalam belas kasihan dari teman-teman yang mereka pilih, khususnya teman-teman yang kurang bermoral.
3. Buruknya hubungan dengan orang tua
Para remaja umumnya akan menjauhi rumah yang dipenuhi konflik. Intinya, semakin parah perpecahan yang terjadi di rumah, semakin besar pula pengaruh yang diperoleh dari teman. Kemarahan remaja kepada orang tuanya selalu menjadi pendorong perilaku destruktif dan terbawa pertemanan yang ceroboh.

Apa yang harus dilakukan?

Dengan semakin kompleksnya hubungan pertemanan saat remaja, terkadang membuat orang tua harus berpikir keras bagaimana harus bertindak.
Dengan semakin kompleksnya hubungan pertemanan saat remaja, terkadang membuat orang tua harus berpikir keras bagaimana harus bertindak.
Apa yang harus dilakukan?
Jika anak remaja bergaul dengan grup yang salah, pertimbangkan bahwa yang menjadi penyebabnya adalah ketidakseimbangan internal; sebuah gejala untuk masalah yang lebih serius.
Sebelum 'berperang' dengan anak Anda mengenai pilihan teman-temannya, Anda harus mengetahui risiko yang dihadapi: yaitu risiko menimbulkan rasa memberontak dan -- suka atau tidak -- lebih menguatkan hubungan pertemanan anak dengan teman-temannya yang kurang baik itu.
Walaupun melarang bisa menjadi pilihan, pertimbangkan beberapa pilihan cara berikut yang dilansir dari laman Parenting, Sabtu, 7/11/2015:
1. Periksa kebutuhan anak
Apa yang kurang? Apakah si anak bergabung dengan klub sekolah atau olahraga? Apakah dia memiliki sarana untuk menyalurkan kreativitasnya? Carilah tempat beraktivitas untuk mereka bisa membangun harga diri dari kumpulan orang-orang yang dapat memotivasi dirinya. Daripada berusaha mencoba menyingkirkan temannya yang buruk, berikanlah pengaruh positif yang lebih dihidup anak Anda.
2. Carilah bantuan bagi diri Anda sendiri
Ceritakanlah keprihatinan Anda dengan pasangan Anda, teman, atau sesama orang tua. Beritahulah ketakutan Anda, bertukar pikiran, dan carilah masukan positif. Berbicara dengan orang tua yang berhasil melewati masa remaja anaknya, akan sangat membantu. Anda akan mendapatkan kenyamanan yang luar biasa ketika berbicara dengan orang yang mengetahui apa yang Anda lalui dan bisa membawa Anda ke arah yang lebih baik.
3. Jaga agar hubungan tetap positif
Ada sebuah studi yang mengungkapkan bahwa para remaja yang mempunyai hubungan yang positif dengan orang tuanya, 60 persen kemungkinan lebih kecil mereka terlibat dalam aktivitas kurang baik. Artinya, sangat vital Anda menemukan cara untuk tetap erat dengan anak Anda dengan cara menghabiskan waktu bersama dengannya, mencoba lebih banyak mendengarkannya daripada memberitahunya, dan mencari aktivitas yang dapat Anda nikmati berdua dengannya. Ingat, mendengarkan mempunyai pengaruh lebih besar dibanding nasihat atau kritikan Anda yang tidak mereka inginkan.
Remaja, seperti kebanyakan dari kita, mempelajari pengalaman hidup dengan cara yang berat. Membutuhkan waktu untuk bisa membedakan teman yang baik dengan yang buruk. Namun tetaplah berikan mereka ruang untuk melakukan kesalahan. Berikan dukungan dan pengertian Anda. Bisa dipastikan anak remaja Anda akan berpaling kepada Anda ketika merasa rapuh, dan membawa pengaruh dari Anda sebagai ukuran panutan yang baik kedalam semua hubungan mereka. (Melodia)*

Sumber :http://m.liputan6.com/health/read/2359511/ini-cara-agar-remaja-tidak-salah-berteman